Taman Nasional Way Kambas terletak di ujung selatan Sumatera, 110 km dari Bandar Lampung.
Merupakan salah satu cagar alam tertua di Indonesia yang menempati
lahan seluas 1.300 km² berupa dataran rendah di sekitar Sungai Way
Kambas di pantai timur Lampung.
TNWK menjadi rumah dan taman bermain
bagi gajah, sekaligus pusat pelatihannya. Di lebatnya taman nasional
ini, ada sekitar 200 gajah sumatera (Elephas maximus sumatranensis) menjadikan
hutan ini sebagai rumah mereka. Gajah Sumatera adalah salah satu dari
tiga subspesies yang diakui sebagai gajah asia dan asli Pulau Sumatera.
Secara umum, gajah asia lebih kecil dibandingkan dengan gajah afrika.
Gajah sumatera merupakan gajah terkecil dari gajah-gajah yang ada di
Asia dengan ketinggian bahu berkisar antara 2 dan 3,2 m. Gajah liar di
Sumatera dahulu dapat ditemukan di 8 propinsi di Pulau Sumatera. Namun,
karena kepadatan pemukiman dan menyusutnya vegetasi hutan hujan tropis
telah menyulitkan untuk memperkirakan jumlah mereka.
Tahun 1978 Taman Nasional Way Kambas
diusulkan menjadi taman nasional dengan surat keputusan sementara tahun
1989 dan surat keputusan akhir tahun 1997. Sementara Pusat Pelatihan
Gajah Way Kambas resmi didirikan tahun 1985. Lokasinya terletak 9 km
dari pintu masuk taman Plang Ijo. Pusat pelatihan gajah ini didirikan
untuk melindungi keberadaan gajah dan menciptakan keuntungan antara
gajah dan manusia. Gajah di Sumatera dulunya digunakan oleh kerajaan
yang memerintah di Sumatera untuk kendaraan berperang dan keperluan
upacara.
Di Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas,
Anda dapat melihat gajah melakukan berbagai tugas seperti mengangkut
kayu atau membajak sawah. Mereka juga dapat melakukan aktivitas unik
seperti bermain sepak bola dan pertunjukan menghibur lainnya.
![Taman Nasional Way Kambas Pelatihan Gajah](http://cdn.indonesia.travel/media/images/upload/poi/way_kambas_01.jpg)
Mamalia lainnya yang hidup di taman nasional ini antara lain: badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster). berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
WKNP juga merupakan rumah bagi beberapa tumbuhan antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Di area sekitar Way Kanan,
ada lokasi dimana Anda terdapat tempat pengamatan burung. Spesies yang
paling menarik di sini adalah mentok rimba dan burung botak hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar